SUDAHKAH ANDA SEBAGAI GURU PROFESIONAL..???


PENDAHULUAN

Memasuki dunia era tanpa batas, peran guru semakin penting dalam menunjang pembentukan sumberdaya manusia berkualitas. Apalagi tiap tahun pemerintah melalui dirjen PMPTK melakukan sertifikasi guru sehingga diharapkan menjadi guru yang profesional dan bermartabat. Seorang guru yang profesional akan mendapatkan sertifikat sekaligus tambahan kesejahteraan . Ini sesuatu yang membanggakan sekaligus suatu tantangan bagi seorang guru yang profesional . Predikat sebagai guru profesional bukan ditentukan oleh tambahan kesejahteraan atau sertifikat yang diperolehnya akan tetapi ditentukan oleh kemampuan guru untuk mengaktualisasikan dan mengoptimalkan seluruh potensi mental dan intelektual yang dimiliki untuk memberikan bekal kepada anak didik dalam bertindak, belajar dan mengatur masa depan sendiri secara aktif dan mandiri.

Guru adalah sebagai tulang punggung pendidikan. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan masyarakat yang berpendidikan ( Learning Society). Guru harus mengembangkan jati dirinya sebagai sosok guru profesional, bermartabat, berkompetensi dan memiliki komunikasi yang baik dengan anak didik serta memiliki komitmen yang kuat terhadap profesinya. Tugas guru bukan lagi knowledge based tetapi lebih menekankan competency based yaitu penguasaan konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral. Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan, melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah secara demokratis. Pada tahap selanjutnya, hal ini akan dapat menggali kreativitas siswa (Sidi .2003 :37 )

Peran guru bagi pembentukan siswa yang berkualitas ditekankan pada penanaman sikap kemandirian berupa keberanian, progresif, ulet, pengendalian diri dan kemantapan diri.

Kelemahan yang cukup menonjol dalam proses belajar mengajar pada umumnya adalah terfokusnya guru ( center of teacher ) pada pengembangan aspek kecerdasan intelektual semata dan kurang pada aspek kecerdasan emosional siswa. Akibatnya guru hanya berperan sebagai informan bagi siswa dan berusaha untuk memberikan sebanyak mungkin materi pelajaran. Proses belajar berubah menjadi hanya menghafal kata-kata dan bukan menonjolkan ketrampilan proses, sehingga konsep-konsep yang tertanam dalam diri siswa bersifat verbalistik.

Persoalan krusial yang perlu diupayakan guru adalah harus berusaha memacu siswa untuk selalu aktif, kreatif, inovatif. Selanjutnya, guru berusaha untuk mencapai proses pemecahan. Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan sosok guru yang kreatif, inovatif, menguasai IPTEK, tangguh, ulet dan memiliki wawasan yang luas.

Profesi Guru

Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesinya serta adanya pengakuan masyarakat. Beberapa ciri-ciri profesi yaitu ; pertama, pekerjaan yang mempunyai fungsi dan signifikasi sosial, karena diperlukan pengabdian pada masyarakat. Kedua, profesi menuntut ketrampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama dan intensif serta dalam lembaga tertentu sehingga secara sosial dapat dipertanggung jawabkan ( Accoun table ). Proses perolehan ketrampilan itu bukan hanya rutin, melainkan bersifat pemecahan masalah. Jadi profesi bersifat independen judgment yaitu berperanan dalam mengambil putusan, bukan sekedar menjalankan tugas. Ketiga, profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu ( a systematik body of knowledge ) bukan sekedar serpihan atau hanya common sense. Keempat, adanya kode etik yang menjadi pedoman anggota beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik. Kelima, konsekuensi dari pengabdian pada masyarakat berhak mendapat imbalan finansial. ( Supeno. 1997: 80 )

Hal yang harus diperhatikan seorang guru yaitu harus berpegang teguh pada kode etik guru: pertama, guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila, kedua, guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing, ketiga, guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. Keempat, guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dalam memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya untuk kepentingan anak didik. Kelima, guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. Keenam, guru secara sendiri-sendiri dan / atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesi. Ketujuh, guru menciptakan dan memelihara hubungan baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. Kedelapan, guru secara bersama-sama memelihara , membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian. Kesembilan, guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan (Supeno.1997: 81 ).

Guru bermartabat dan Profesional

Guru mempunyai peranan strategis dalam upaya peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi pembelajaran. Oleh karena itu peningkatan profesionalisme seorang guru merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakan. Ini mengingat banyaknya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap perubahan dalam sistem pembelajaran. Sejalan dengan hal itu , tuntutan peningkatan kemampuan guru semakin besar. Dalam kondisi demikian, seorang guru harus mampu meningkatkan mutu serta kemampuan untuk membina moral dan suri tauladan kepada siswanya.

Masalah guru merupakan topik yang tidak habis-habisnya menjadi buah bibir masyarakat. Bahkan, dalam forum ilmiahpun masalah itu menjadi bahan perdebatan. Ini merupakan indikasi bahwa dibenak guru ada beberapa masalah yang perlu dipecahkan dalam menjalankan tugas sebagai pengajar. Apalagi peran guru merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam melakukan tranformasi ilmu serta internalisasi etika dan moral.

Seorang guru yang profesional harus mampu memiliki persyarakatan minimal antara lain, memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuni, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya dan melakukan pengembangan diri secara terus menerus ( Continous improvemen ) melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar ( Sidi. 2002: 39 ). Dengan demikian tugas guru bukan lagi sebagai knowledge base tetapi sebagai competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai- nilai etika dan moral .

Dengan profesionalisasi guru, maka guru bukan lagi sebagai pengajar tetapi tugas guru beralih menjadi Coach, Conselor dan learning manager. Sebagai coach, seorang guru harus mampu mendorong siswanya untuk menguasai konsep-konsep keilmuan, memotivasi untuk mencapai prestasi siswa setinggi-tingginya serta membantu untuk menghargai nilai-nilai dan konsep-konsep keilmuan. Sebagai conselor, guru berperan sebagai sahabat dan teladan dalam pribadi siswa serta mengundang rasa hormat dan keakraban pada diri siswa. Sebagai manager, guru membimbing siswanya untuk belajar, mengambil prakarsa dan mengekspresikan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan demikian, diharapkan siswa mampu mengembangkan kreativitas dan mendorong adanya penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga siswa mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.

Tantangan Guru Profesional

Dalam memasuki era dunia tanpa batas, sosok guru menghadapi tantangan besar yaitu : pertama peningkatan nilai-nilai pada diri siswa yaitu bagaimana meningkatkan prestasi, etika moral siswa akibat arus negatif masuknya teknologi canggih. Kedua tantangan untuk melakukan pengkajian terhadap penguasaan IPTEK dan informasi, yang implikasinya: tuntutan persaingan yang makin ketat, yaitu penguasaan bahasa asing sebagai pengantar dalam pembelajaran Implikasinya mampu bersaing dengan negara lain dalam dunia pendidikan. Ketiga, tantangan akan desakan masyarakat adanya sosok guru profesional yaitu guru yang menjadi suri tauladan serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap anak didiknya.

Strategi yang diperlukan Dikembangkan oleh Seorang Guru yang bermartabat dan profesional

Dari paparan tersebut di atas maka langkah-langkah yang perlu dilakukan seorang guru, yaitu pertama, melakukan inovasi pembelajaran dengan sasaran utama adalah perubahan cara berpikir siswa dan kepribadian siswa. Kedua, meningkatkan kualitas akademik yang mencakup kualitas proses pembelajaran, kualitas penelitian ( research ) dan kualitas pengabdian terhadap profesinya. Ketiga, penguasaan materi serta mengembangkan cara berpikir ilmiah secara sistematik. Keempat, mengembangkan komitmen yang kuat terhadap anak didiknya. Kelima pengembangan diri dalan profesi melalui kegiatan seminar, simposim inovasi pembelajaran, internet dan menjalin kerja sama dengan sesama profesi ( Networking ).

PENUTUP

Guru sebagai unsur yang dominan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme. Langkah yang harus dilakukan yaitu mengadakan in service trainning yang meliputi prinsip-prinsip pengajaran , metode dan aktivitas pengajaran. Oleh karena itu, guru tidak hanya bertugas mengajar dalam arti memberi dan mentranformasikan ilmu kepada siswa melainkan terus meningkatkan kualitas sebagai guru. Ini artinya guru dituntut untuk selalu membaca dan belajar serta memburu ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu lainnya yang setiap saat berkembang yang selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran.

Sosok guru yang ideal adalah guru yang mampu mengembangkan jati dirinya sebagai guru profesional, jujur, menjadi contoh, berkompetensi, ulet, tangguh dan mandiri untuk mengaktualisasikan dan mengoptimalkan potensi mental dan intelektual yang dimilik untuk memberikan bekal pada anak didik dalam belajar , bertindak secara aktif dan mandiri, memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesinya, serta selalu berpegang teguh pada kode etik guru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Influence of apigenin and tt- fernasol to Streptococcus mutans( terjemahan)